menggurat namamu di bibir pantai
menjalin garis membentuk senyummu di kaki cakrawala
menatap buih beriak
terhempas habis ditelan pasir
menggenggam pasir putih
terlepas di sela jari
seperti hatimu yang tergenggam
namun, lepas dikala senja
gelombang menerjang karang
berulang-ulang menghujam tanpa ampun
karang tetap kokoh
dingin, tak terusik
diam diantara kejaran ombak dan gelombang
tak melawan, tak mengelak
hanya menerima
adakah engkau setegar, seteguh, sekokoh,
sediam, sedingin karang
tak jua membalas ketika ombak menyapa
karang tetap diam dan ombak terus menerjang
ada canda dan goda pabila ombak menerjang karang
karang juga tak selamanya diam
pernah pula terbahak
karang tak selamanya dingin
ada masanya dia menghangatkan pantai
dan memberi ruang bagi kehidupan
inikah masanya?
rembulan memberikan segaris senyum
adakah dia tulus dengan senyumnya
bukan tak mau tawanya penuh
mungkin masanya belum tiba
begitulah malam ini dia memberi makna
belum penuh, hanya sebilah
020703, kuta
Senin, 28 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar